Selasa, 08 Desember 2015

Sains dapat membuktikan adanya Allah.


Pada umumnya masyarakat non-Muslim cenderung memiliki paham sekuler, sedangkan masyarakat Muslim justru sebaliknya. Kedua kasus tersebut tidak ada yang menguntungkan, sehingga ada laporan Berkeley E.P. tahun 2010 menyatakan bahwa Masyarakat non-Muslim lebih Islami daripada masyarakat Muslim, dalam pola perilaku kehidupan bernegara dan sosial. Mungkin sekali hal tersebut disebabkan karena masyarakat Muslim terlalu fokus terhadap kehidupan di Akhirat nanti, padahal mereka masih berada di dunia. Perlu diingat bahwa setiap prilaku, ibadah, perbuatan baik dan buruk kita di dunia ini memiliki refleksi untuk kehidupan di Akhirat nanti. Intinya adalah seberapa jauh ajaran Islam dapat dipahami oleh kedua belah pihak yang telah disampaikan oleh Rasul, tentang Akhlaq atau Moral. Ajaran tersebut mengandung paham “sekulerisme” yang seimbang: “Berguna di Dunia namun bemanfaat di Akhirat”.

Dunia kita berada di dalam Alam Semesta ini dan para pakar astronomi telah sepakat bahwa penciptaan Alam Semesta ini telah di awali dengan suatu dentuman dahsyat yang disebut “The Big-Bang”. Dalam Al-Qur’an proses awal dari penciptaan Alam Semesta ditulis sbb; “Bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya (Qs;21:30)”.

Pengertian Langit dan Bumi disederhanakan seperti yang kita alami sekarang ini, namun maksudnya yang tersirat adalah Alam Semesta.

Menurut ilmu fisika bila pada benda terpadu terjadi suatu ledakan besar, maka benda tersebut akan pecah namun atas kehendak Sang Pencipta selain terjadi penghambu-ran materi, maka pada bagian dalam benda juga terjadi pemuaian dan pemisahan. Ledakan tersebut jelas membutuhkan energi apabila pada posisi tersebut terjadi ledakan besar akan melepaskan energi adhesive pada seluruh molekul-2 dari bagian “Benda Alam Semesta” yang sebelumnya masih dalam keadaan terpadu.

Massa yang sangat kolosal tersebut akan menghambur-kan batu-batuan, debu, sinar panas dan asap. Batu2-an dan debu yang saling bergumul masih bisa disaksikan di angkasa-pura sampai sekarang. Hal tersebut tidak ada kontradiksi dengan Ilmu Fisika, (sekuler), walaupun proses kejadiannya telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an dengan kata “pemisahan”.

Karena dentuman yang begitu dahsyat, maka percepatan pemuaian alam semesta sampai sekarang masih tetap berlangsung. Dalil kaum Ateist menyatakan bahwa alam semesta terjadi dan tersusun dengan sendirinya ternyata tidaklah benar. Pasti ada yang merecanakan karena seperti tersebut diatas untuk mengontrol ledakan dan kemudian pemisahan sudah pasti membutuhkan energy sehingga penciptaan Alam Semesta dapat di awali dengan “The Big Bang”. Dengan bantuan energy tersebut, maka pasti ada Isyaratnya yang mengatur sehingga bisa berfungsinya sistem Alam Semesta seperti sekarang ini, sudah tersirat dalam ayat Al-Qur’an.

Dentuman tersebut berada dibawah kekuasaan Allah dalam menciptakan Alam Semesta seperti langit, bumi & bulan beserta planet-planet lain dan matahari, sehingga terbentuklah tata surya, komet-2 dan bintang-bintang di cakrawala (galaksi), yang bahan bakunya berasal dari hasil ledakan yang banyak mengeluarkan debu batu2-an, sinar panas dan asap.

Kaum Atheist yang mengaku begitu yakin bahwa Allah itu tidak ada, hanya berdasarkan Allah tidak bisa dilihat dan tidak pernah menunjukkan kehadirannya di Bumi, sehingga tidak ada bukti yang terkait secara nyata (evidence), sesuai dengan filsafah Ilmu Pengetahuan (IP) sekuler klasik yang masih dianut oleh mereka.

Dengan demikian maka Sains yang kita bahas seperti diatas telah membuktikan adanya Tuhan atau Allah, jika yang membacanya juga memiliki moral yang paham akan keseimbangan antara persyaratan ilmiah Sekuler dan Non-sekuler yang lengkap. Yang penting bisa memahami seperti keterangan diatas bahwa Allah tidak mungkin berasal dari Alam Semesta yang diciptakanNya.

Sesungguhnya pola pikir dan sudut pandang kita secara alami seyogyanya sudah serasi dengan sistem alam semesta dimana kita bermukim. Alasannya adalah, perlu diketahui bahwa menurut NASA Science, misteri Alam Semesta (Universe) kita saat ini terdiri dari 68% Energi Gelap (Dark Energy), 27% Materi Gelap (Dark Matters) dan hanya 5% Materi Normal (Normal Matters), menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peranan “IP non-sekuler”untuk mulai diperhatikan dan dipelajari. Hal tersebut diperlukan untuk menjelaskan tentang yang ghaib (mysticism), bermanfaat bagi kehidupan Dunia karena kehidupan Dunia membutuhkan Moral Energy. Pengertian tentang Moral atau Akhlaq inilah yang penting untuk dipahami, oleh manusia Muslim dan Non-Muslim, demi terciptanya kehidupan yang damai di Dunia yang fana ini.

Sekarang marilah kita lanjutkan lagi dengan soal energi; Dark Energy dan Dark Matters memang tidak bisa dilihat secara normal apalagi langsung tampak dengan jelas, namun karena bukan tergolong benda abstrak, maka ilmu fisika modern telah membuktikan melalui “Ilmu Gravitasi”, sehingga akhirnya mengetahui tentang keberadaannya.

Namun sampai detik ini para ahli fisika modern tidak memahami tentang keberadaan kedua materi gelap tersebut dan menyatakan: “Knowing is different from understanding”. Ini ada komentar dari seorang pakar astronomi:

“Now that we see the expansion of the universe is accelerating, adding in dark energy as a cosmological constant could neatly explain how space-time is being stretched apart. But that explanation still leaves scientists clueless as to why the strange force (dark energy) exists in the first place”.

Dengan disaksikannya pemuaian Alam Semesta menga-lami percepatan, maka peranan Energi Gelap, sebagai suatu konstanta kosmologi dapat dimengerti bahwa jarak benda-2 angkasa (space-time) menjadi semakin menjauh. Namun keterangan tersebut masih terkesan belum dipahami sepenuhnya oleh para pakar IP, mengapa tenaga aneh (Energi Gelap) itu benar-2 ada.

Dalam Al-Qur’an (ayat Kursi Qs;2:255), ada kalimat sebagai berikut: “KepunyaanNyalah apa-apa yang ada di langit dan bumi………..dan Allah mengetahui apa-apa yang ada dihadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya”.

Disini jelas dinyatakan bahwa ilmu Allah tersebut tidak lain dari Ilmu Pengetahuan yang dapat diberikan kepada manusia atas kehendak Allah, dengan demikian maka ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia saat ini terbatas sesuai kehendak Allah.

Jadi kasus seperti diatas menyatakan bahwa IP yang diberikan Allah kepada manusia adalah sesuai kehendakNya sekarang terbukti.

Sesuai keterangan NASA Science diatas di Alam Semesta ini ada tersedia total sebanyak 5% Materi Normal dari kapasitas materi Alam Semesta, berupa bahan nyata serta bagian dari benda-benda alam semesta yang bisa dilihat dan digunakan, sedangkan materi gelap (Dark Matter) ada sebanyak 27%, yang tidak kelihatan. Selebihnya Energi Gelap (Dark Energy) sebanyak 68% yang secara mistirius berada pada bagian Alam Semesta yang sedang memuai.

Percepatan dari pemuaian dipicu oleh Energi Gelap tersebut sehingga menimbulkan “anti gravity effect”, sampai ke pinggiran pemuaian yang sudah menajam, disimbulkan bahwa bentuk Alam Semesta tak ubahnya seperti “lonceng gereja” dalam keadaan terbalik.

Apabila pemuaian Alam Semesta akan tetap berlangsung secara terus menerus, maka menurut para ahli fisika pada suatu ketika Alam Semesta akan terbelah (The Big Rip), dan hal tersebut sudah diprediksi pula oleh Al-Qur’an bahwa langit akan terbelah (Qs;69:16). Sudah barang tentu hanya Tuhan-lah yang mengetahui karena inilah yang disebut terjadinya “Hari Kiamat” (Pengetahuan Non- Sekuler).

Nah, kasus misteri yang seperti inilah yang tidak diketahui oleh para ahli fisika modern, karena mereka masih bingung dan tidak tahu dari mana asalnya Energi Gelap tersebut dan bagaimana cara kerjanya, sehingga para ahli fisika merasa perlu untuk mengadakan konsensus.

Jadi kesimpulannya, terbukti sesuai motif tersebut bahwa IP sekuler tidak cukup untuk dapat menyelesaikan semua persoalan ilmu fisika modern, tanpa melibatkan IP non sekuler, karena dikhawatirkan dapat menyimpulkan hal-hal yang bisa merusak hakekat Moral Kehidupan dunia.

Memang manusia sudah terbiasa sesama makhluk dunia walaupun berbeda dalam pemikiran, semua benda benda yang terlibat berasal dari lingkungan alam yang nyata. Jadi kaum sekularist dan atheist memfokuskan diri mereka paling-paling kearah yang abstrak saja dan bukan melibatkan yang ghaib atau mysticism.

Mereka kurang menyadari bahwa Sang Pencipta Allah swt sama sekali tidak berasal dari alam semesta ini. Tuhan dari semula sebelum terjadinya “The Big Bang” sudah berada diluar langit dan bumi yang tadinya dalam keadaan padu. Jadi bukanlah suatu hal yang mustahil apabila Tuhan yang bukan berasal dari alam semesta seperti kita ini, terdapat tanda-tanda yang berasal dari Alam Ghaib:

1) Hanya ada satu Tuhan yaitu Allah swt

2) Dapat menciptakan kehidupan di Alam Semesta

3) Tuhan tidak bisa terlihat oleh mata kita

4) Tidak mungkin memiliki keturunan

5) Memiliki serta menguasai Alam Semesta.

Pengertian tentang Alam Ghaib adalah alam yang berada diluar Alam Semesta atau diluar “Sidratul Muntaha”, tepatnya di angkasa setelah “Langit ke-Tujuh”.

Walau Al-Qur’an, bukanlah buku IP, namun di dalamnya ada tanda-tanda atau logika yang tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern antara lain di bidang Fisika modern, Astronomi, Ginekologi dan lain-lain. Mau tidak mau inilah satu-satunya bacaan terpadu (Non Sekuler plus Sekuler) yang mudah diperoleh. Ada yang berpendapat isinya lebih meyakinkan dari pada isi Al-Kitab (Gospel).

Berikut ini kita akan membahas tentang tenaga listrik yang arusnya tidak bisa terlihat oleh mata kita, namun bisa dirasakan. Dalam Al-Qur’an pada Surat An Nuur (24): ayat 35, terdapat Isyarat dengan pengertian ganda, yaitu (1) Bimbingan cahaya Allah, (2) Ilmu fisika.

Perlu diketahui bahwa arus listrik berasal dari “Gelombang Elektro Magnetik” (GEM), berada disekitar alam kita, termasuk unsur non-sekuler. Untuk aliran listrik yang tersirat sebagai minyak zaitun, karena disebut “yang minyaknya saja hampir hampir menerangi walaupun tidak disentuh api”.

Logika dari keterangan tersebut adalah karena minyak zaitun secara tersirat telah diisyaratkan sebagai aliran listrik maka apabila ada “sentuhan listrik” bisa terjadi kortsleting, yang menimbulkan percikan pijar (hampir hampir menerangi) dan bukanlah karena sentuhan api.

Hal yang sangat mengagumkan isi ayat Al-Qur’an ini sesuai firman Allah harus dipikirkan oleh orang yang berakal, (Intelek asli) paham tentang isyarat dan apa yang tersirat sehingga dapat digunakan sebagai keterangan ilmiah. Ungkapan tentang minyak zaitun tersirat sebagai arus listrik adalah contoh nyata keterangan ilmiah bahwa GEM berasal dari ciptaan Allah.

Pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah Timur dan tidak disebelah Barat adalah GEM, karena magnet Bumi yang diolah menjadi listrik oleh generator bersumber dari Selatan dan Utara. Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis) adalah selisih Watt dari lampu-lampu atau bohlam yang sesuai untuk penerangan yang kita butuhkan sehari-hari.

Nah, inilah gambaran sederhana dari ayat Al-Qur’an bagi kaum “intelek” yang suka mengenyampingkan peranan Tuhan (sekularisme), menganggap diri merekalah yang benar, sehingga berani menyatakan bahwa “Allah itu tidak ada”, ternyata adalah pernyataan yang na’if atau “ende begap”.

Contoh selanjutnya menurut keterangan Al-Qur’an surat Az Zumar (39) ayat 42; orang yang meninggal Rohnya ditahan oleh Allah (setelah keluar dari tubuhnya). Roh memang tidak bisa dilihat, namun dengan ilmu gravitasi kita bisa buktikan roh tersebut ada. Caranya yang sudah dipraktekkan oleh para pakar dengan meletakkan tubuh orang yang mau meninggal tersebut diatas timbangan khusus, lalu mencatat berat tubuh yang masih hidup.

Menurut percobaan Dr.Duncan Mc.Dougall apabila orang tersebut telah mengalami kematian terlihat timbangannya berkurang antara 11 sampai 43 gram, berarti Rohnya sudah keluar, walaupun tidak terlihat, sedangkan menurut teori William Crookes berat roh (soul) tersebut hanya 21 gram = berada diantara 11 dan 43, seperti tersebut diatas. Kesimpulannya adalah bahwa untuk setiap materi yang tidak bisa dilihat belum tentu materi tersebut tidak ada. Hal seperti inilah yang disebut Dark Matter.

Walaupun dengan cloning manusia telah “bisa menciptakan” berbagai jenis binatang mungkin juga manusia, namun kemampuan manusia masih berada dibawah 50%, karena Ilmu Pengetahuan dan manusia sendiri belum bisa secara teknologi menciptakan (1) Sel DNA untuk memperoleh Janin, lalu juga membutuhkan (2) Rahim untuk menempatkan Janin agar janin tersebut bisa (3) Hidup dan (4) Berkembang akhirnya sampai proses (5) Kelahiran.

Kelima hal tersebut diatas adalah sistem dan proses alami yang menurut kaum Atheist sama sekali tidak melibatkan Allah dalam menciptakan makhluk hidup. Mereka berpendapat bahwa:

“Proses alamiah tidak memerlukan siapa-siapa, proses alamiah akan terjadi dengan sendirinya sesuai dengan kekuatan sesama sel-sel hidup yang saling menyatu sesuai pasangannya ”.

Pendapat tersebut diatas bukanlah keterangan Ilmiah dan tidak logis sama sekali, jika tidak ada yang melakukan pengadaan serta pengendalian Alam tersebut, tidak akan terdapat sel-sel hidup. Perlu diingatkan kembali bahwa “The Big Bang” tidak akan terjadi dengan sendirinya (secara alamiah), karena ada ayat Al-Qur’an menyatakan pemisahan langit dan bumi, yang sebelumnya terpadu, maka “pemisahan” tersebut terjadi karena Ridho Allah untuk mendirikan Alam Semesta atau Universe (Qs;21:30).

Perlu ditambahkan disini bahwa di Al Qur’an:

1) Surat Al Faatihah; ayat: 2.

2) Surat Luqman; ayat: 26.

3) Ayat Kursi; (2):255

Dari ketiga ayat-ayat diatas tersebut menyatakan justru Allah-lah yang menciptakan dan menguasai alam semesta ini dan bukanlah siapa siapa. Jadi “proses alami” tersebut sudah disesuaikan dengan hakekat penciptaan dari Allah.

Siapa Allah? Marilah kita cari definisi tentang Allah, yang hanya terdapat dalam Al-Qur’an. Lihat surat Al-Ikhlas; (112):(1-4), sebagai berikut:

1) Katakanlah Allah itu satu (dan tiada sekutu baginya).

2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu.

3) Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan

4) Tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Dapat kita interpretasikan bahwa Allah:

1) Adalah maha agung dan maha kuasa.

2) Maha kekal dan mengetahui segala kejadian dan kepada-Nyalah kita memohon.

3) Bukanlah makhluk yang berasal dari alam semesta.

4) Pantas disembah karena kesetaraan yang melebihi kesetaraan makhluk dunia.

Demikianlah definisi tentang Allah menurut Islam. Sesuai keterangan diatas tentang The Big Bang, Allah pada saat itu pasti telah memberikan Energi khusus untuk memulai ledakan tersebut. Karena energi tidak akan pernah hilang, maka besar kemungkinan setelah ledakan dan kemudian terjadi pemisahan, maka menurut teori, bisa jadi “Energy asli” (adhesive) plus “Energi khusus” itulah yang disebut Dark Energy.

Dengan demikian apabila membahas IP sekuler ternyata terbentur dan membingungkan, carilah ayat-ayat Al-Qur’an yang di-isyaratkan untuk itu. Hasilnya akan membuktikan bahwa seperti yang kita saksikan diatas, tanpa adanya Tuhan (Allah) tidak akan terbentuklah Alam Semesta atau Universe ini; Alhamdulillahira’bil’alamiin…..!


Jakarta 27 November 2015

Ing. Eddy R. Jahja















Senin, 17 November 2008

Universe

UNIVERSE

Astronomers realize the Universe is more complex . According to the researchers the latest work provides no evidence that the Universe is finite and no evidence that is infinite either. You might be confused, because it has been expanding ever since the Big Bang when energy, space and time itself began.. Besides, the existence of the boundaries are not very clear to them. But ironically they can still find the approximate values of the radius or the distances of the Universe’s boundary in “light-years”, although this distance varies from one interpretation to another. However, none of them are able to investigate the position of the boundaries and center-point.

There are several data that need proper investigation, collected from the web, about the Radius/distances of the boundary since 1996 by Macmillan, Wikipedia (Encyclopedia), NASA, Harald Lang, Neil J. Cornish and Robert Roy Britt, until May 2004, that vary from 10, 15, 46, 63 up to 78 billon light years, while the age of the Universe has been confirmed to amount to 13.7 billion years. Someone also claimed that there are other universe existing beyond our galaxy system. They found other boundaries and galaxies outside our celestial-globe. Readers do not believe the Universe was just 13.7 billion years old, yet 156 =(2x78) billion light years wide.

Furthermore, there are statements from Wikipedia regarding the Universe versus the observable Universe. “The Universe is the space around us bounded by the event horizon, the distance to which light may have traveled since the Universe originated”. According to Harald Lang: “Outside the radius of 63 billion light years, the Universe is non existent for us”.

The above data of the Radius and statements about the existent of the Universe are a worthwhile information to me, because I’m just investigating and aware about that the Universe has originated from a supercluster-system with seven (7) boundaries, and there are six (6) cluster-galaxies one above the other as celestial globes around the Universe. At the central position you’ll find the first Boundary and inside the first boundary, not necessarily at the center-point, there are the “Milky Way” and other galaxies The solar system, comets, asteroid, meteor and stars etc, where all of them belong to a “star-system”, are inside the “Milky Way” and within that first boundary of the Universe where the cluster itself is called the “sky”, and that’s what we are looking at every day.

Yes, this is the observable and visible Universe which is meant by the above statement and it is supposed to have a Radius of 13.7 billion light years, equal to which light has traveled during the discovery. Because of the impact of the Big Bang the boundaries were “still expanding” (see above statement), and we therefore chose the Radius of the first boundary at center-part of Universe according to the above data which is equal to 15 billion light years instead of 13.7 bly. The figure of 15 bly is also mentioned in the “Dictionnaire Larousse” (1986) to observe the (first) Cluster-system of the sky.

The remaining radius of 10, 46, 63 and 78 bly are to be explained according to the following: Robert Roy Britt and Neil J Cornish have “independently” came to the same conclusion that the Universe is 156 bly wide, or having a Radius è ½ x 156 = 78 bly. According to the definition of a Radius, it must be measured from a center-point. So the position of the center-point must be inside the first boundary or the same center-point of our celestial-globe. One could imagine that the seventh boundary is the largest and final spherical dome outside all boundaries. So the figure 78 bly is the farthest distance between the center-point and the seventh boundary.

Harald Lang with his formula has reached the distance of the first boundary which has a constant Radius of 15 bly. I assume that the result of 63 bly seemed to be the distance between the first and the seventh boundary. Astonishingly, the total length of the Radius from the center-point calculated by Harald Lang could be è (15 + 63) bly = 78 bly, which is exactly the same length of Radius as found by the above gentlemen.

As we have stated above regarding the seven boundaries, the remaining data (Encycl.Wikipedia) è 46 bly = ½ x 92 bly, seemed to be the distance between the centerpoint and the 4th boundary, and (Macmillan)è10 bly, between the 1st and the 2nd boundary. We see now that the remaining distances between the boundaries are interchanging from 10 bly to 11 bly. The final values of the Radius of the Universe measured from the center-point to relevant boundaries are according to the following Table:
. 1) From Center-Point ~ 1st Boundary = 15 bly
2) “ “ “ ~ 2nd “ = 25 bly
3) “ “ “ ~ 3rd “ = 36 bly
4) “ “ “ ~ 4th “ = 46 bly
5) “ “ “ ~ 5th “ = 57 bly
6) “ “ “ ~ 6th “ = 67 bly
7) “ “ “ ~ 7th “ = 78 bly

Someone claimed that no evidence exists to suggest that the boundary of the observable Universe corresponds precisely to the physical boundary of the Universe. Although on the other hand, this question can also be asked; “How can the above data which have been investigated by Scientists/Astronomers during a period of 8 years, precisely and proportionally fits into the “seven boundaries” of the Universe?” The Scientists and Astronomers didn’t even know that the Universe has seven boundaries. Before we come to this particular question let me first explain the background of the Universe which is not mentioned in the Cosmological Principle (CP).

The biggest question in Science is: “Where did it all come from?” Perry Marshall has written a book with the title “The Big Bang and new Implications for Science, Philosophy , and beliefs about God”. And he added; “If you can read this, I can prove God exists”. Someone also raised a question; “Did the Universe come from God?” These are the reasons why I finally looked into the Holy Books and found about Universe which is written in the Koran.

We know and God knows that the Universe is very large and more complex for the human being to manage the knowledge about the Universe. And thanks to that it is written in the Koran about Heavens of Universe and found the interpretation. regarding the seven Boundaries which is written according to the following versions:
2/29; He created for you all that the earth contains , then, ascending to the sky, He fashioned it into seven heavens. He has knowledge of all things.
41/12. In two days he formed the sky into seven heavens, and to each heaven He assigned its task.
67/3. He created seven heavens , one above the other. You will not see a flaw in the Merciful’s creation. Turn up your eyes , can you detect a single crack?
78/13 We built above you seven mighty heavens and placed in them a shining lamp.

There is no doubt when there are seven Heavens one above the other, you should also have seven Boundaries, because each Heaven has its own “supercluster” and “spherical dome”. So the Universe consists of six layers of superclusters one above the other having distances of (see above table) 10 to 11 bly and a center-cluster or sky as a “dome”. Please read the following version:

2/22 You people serve your Lord who has created you and etc………..who has made the earth a bed for you and the sky a dome, and has sent down water from the sky, etc……………

The Radius of the dome is 15 bly, where the Milky Way is inside the dome or cluster of the first Boundary . The Radius of the Milky Way is about 100.000 bly.

To indicate the volume and the total galaxies inside each Boundary we can compute the Volume Coefficient of the Universe, and use it as a product factor:
.
Volume Coefficients

1) 1.5 ^3 = 3.375 è V1= 0.007112
2) 2.5 ^3 – 3.375 = 12.250 è V2= 0.025813
3) 3.6 ^3 - 2.5^3 = 31.031 è V3= 0.065390
4) 4.6 ^3 - 3.6^3 = 50.680 è V4= 0.106795
5) 5.7 ^3 - 4.6^3 = 87.857 è V5= 0.185137
6) 6.7 ^3 - 5.7^3 =115.570 è V6= 0.243535
7) 7.8 ^3 - 6.7^3 =173.789 è V7= 0.366217
--------------------------------------------------
Total = 474.552

The total volume of the Universe

Universe, Radius = 78 bly è 78x365x24x10^9=6.8328x10^14 Hours
è Radius = 6.8328 x 10^14 x 1.08 x 10^9 = 7.379424 x 10^23 Km
è Volume of the Universe = 4/3x22/7x Radius^3 = 1.683956119 x 10 ^72 Km^3

Examples to compute Volumes of Boundaries.

Volume of the 1st Boundary è0.007112 x Vol.Universe= 1.197629592x10^70 Km^3
Volume of the 4th Boundary è0.106795 x “ “ = 1.798380937x10^71 Km^3
Volume of the 7th Boundary è 0.366217x “ “ = 6.166933581x10^71 Km^3


How many Galaxies are there in the first Boundary?

We use the same Volume Coefficient (V1) as above to multiply with the total Galaxies in the Universe. There are totally ~140 billion Galaxies ( > 130 billon)as suggested by Taranaki Sand in the Universe, multiplied by (V1), and so, there are only è 0.007112 x 140 billion = ~ one billion Galaxies in the 1st Boundary. For other Boundaries we can apply the same method by using the above Vol.Coeff. and multiply it with the total Galaxies..

Conclusion:

The above results have not been made up, but it is a rational combination of my knowledge and the given data from the experts of Astronomy whose names and the relevant institutions have been acknowledged according to the web. I must admit without the above data and what is written in the Koran, there will never be such positive results. So Astronomy is in fact no longer a Secular-Science but a Non-Secular Science, because we have involved the Koran in order to implicate the knowledge of the Universe, creation of the “Lord”, where such an implication is not mentioned in the Cosmological Principles.

In this connection it is very interesting to repeat the statement of Harald Lang (see pg. 1): “Outside of this Radius the Universe (7th Heaven), is non existent for us”. Well, according to the Koran when you reach the 7th Heaven, you’ll see the Sidra Tree (Sidratul Muntaha), beyond which no one may pass (version 53/13-18). If you passed the Boundary, you’ll come into another “world”, the world of the day of Resurrection (surah;75/1-40). So Harald Lang has coincidentally also mentioned about outside the Universe, that “such a world” is non existent for us, at least not yet to day.

Thank you for your attention.

Jakarta , 13 Nov. 2008.
Ing. Eddy Jahja N.A.